close

Tarian Daerah Aceh dan Penjelasannya

Provinsi yang ada di ujung barat Indonesia ini mempunyai beragam budaya hasil perpaduan yang apik dari beberapa kultur. Daerah tersebut yang memang merupakan gerbang masuk menuju ke nusantara, membuatnya memiliki kombinasi yang beragam dan menghasilkan produk budaya yang banyak salah satunya tarian.

Tidak hanya tari saman saja, ternyata tarian daerah Aceh ada lebih dari itu.

Tari Tarek Pukat

Seperti namanya, tarian yang dibawakan oleh 7 personil wanita ini terinspirasi dari kegiatan sehari-hari seorang nelayan yaitu menangkap ikan. Pukat merupakan media yang banyak dipakai untuk memburu ikan-ikan dan pada gerakannya juga membawa media tersebut. Hal inilah yang membuatnya semakin unik dan juga pastinya menghibur siapapun yang menontonnya.

Tari Ratoeh Duek

Jika ditonton secara sekilas saja, banyak orang akan mengira bahwa tarian jenis ini merupakan gerakan saman yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat hingga ke seluruh dunia. Yang membedakan keduanya adalah personil yang membawakannya. Ketika tarian saman tercatat oleh UNESCO, hanya laki-laki saja yang bisa mengisinya dalam jumlah yang ganjil.

Pada tarian daerah Aceh ini, personil wanita dengan jumlah genap dapat dengan leluasa membawakan setiap gerakan-gerakannya. Hal lain yang membedakannya adalah busana daerah yang dikenakan penarinya. Jika dalam tari saman para penari memakai pakaian dari Suku Gayo, tarian yang satu ini menggunakan baju berwarna polos dengan kombinasi kain songket khas Aceh.

Tari Guel

Tarian daerah Aceh ini berasal dari tanah Gayo dengan dominasi gerakan yang sarat akan makna dan nilai tertentu. Produk budaya tersebut tercipta dari harmoni gerakan alam sehingga menimbulkan hentakan yang lembut. Di dalamnya terdapat berbagai unsur seperti tarian, musik, seni, hingga sastra yang berhubungan dengan sejarah suku yang ada di sana.

Editor terkait:

Tari Seudati

Sebenarnya tarian daerah Aceh tersebut sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas. Asal dari tarian tersebut yaitu daerah Pidie yang terkenal karena asal dari tokoh pahlawan nasional, Cut Nyak Dien. Nama tersebut berakar dari kata “Shahadatyn” atau dua kalimat syahadat yang ada di dalam ajaran agama Islam.

Namun, sebelumnya tari tersebut memiliki nama “Ratoh”. Secara keseluruhan, tari tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi sosial yang berkembang di masyarakat daerah sana. Gerakan yang dipertontonkan menunjukkan suasana riang gembira serta kekompakan satu penari dengan penari lainnya dengan total jumlahnya yaitu sebanyak 8 orang.

Tari Rapai Geleng

Salah satu tarian daerah Aceh ini dipakai sebagai sarana untuk berdakwah para pemuka agama. Berbagai unsur yang ada di dalam tarian tersebut memiliki unsur-unsur Islam seperti misalnya pakaian yang dikenakan, syair serta lirik-liriknya, dan juga gerakan yang dilakukan. Banyak masyarakat Aceh mengetahui tarian tersebut sehingga masih tetap terjaga hingga sekarang.

Nilai yang disebarkan melalui tarian tersebut yaitu mengenai bagaimana kehidupan masyarakat di sana yang erat keitannya dengan kebersamaan dan juga kekompakan. Lirik yang menghiasi setiap gerakannya membuat orang-orang yang menontonnya menjadi terhibur.

Tari Laweut

Tarian daerah Aceh yang satu ini juga cukup populer diantara semua tarian yang ada di provinsi yang berjuluk “Serambi Mekkah” tersebut. Sebenarnya ini hampir sama persis dengan Tari Seudati hanya saja personil yang mempertunjukkannya merupakan 9 orang wanita. Akan tetapi, salah satu diantaranya hanya berperan sebagai penyanyi saja.

Tari Likok Pulo

Tarian tersebut mengharuskan jumlah personil yang cukup banyak. Jumlahnya dapat mencapai lebih dari sepuluh orang. Gerakan yang menghiasi tariannya tergabung apik dengan lirik yang menyertainya. Posisi penarinya hampir seperti gerakan yang ada pada tari Saman.

Tari Didong

Produk dari kebudayaan yang ada di Aceh ini merupakan perpaduan yang begitu apik dari sastra serta gerakan. Arti dari tarian tersebut adalah “nyanyian yang dilakukan saat bekerja”. Unsur kata yang mendasari kata tersebut adalah “Din” dan “Dong” seperti lantunan iringan musiknya. Biasanya tari ini dipertunjukkan sebagai hiburan pada momen-momen keagamaan.

Dalam tarian daerah Aceh itu, para penari tidak hanya memberikan gerakan-gerakannya saja akan tetapi juga lagu serta ketukan musik dari bibirnya. Salah satu keunikannya yaitu tarian tersebut menggunakan properti berupa bantal yang disandarkan di paha personilnya.

Tari Rateb Meuseukat

Sebenarnya ini merupakan salah satu turunan dari tari Ratoh Duek dari segi gerakannya dan juga semua komponen-komponennya. Perbedaan yang signifikan dari keduanya adalah total personil yang wajib ada dalam seluruh rangkaian gerakannya. Total orang yang ada tidak boleh lebih sedikit dari 10 orang. Beberapa tokoh menyebutkan bahwa total penarinya harus ganjil.

Tari Ratoh Jaroe

Tarian daerah Aceh kolosal ini begitu populer karena marak dimainkan secara bersama-sama dengan jumlah orang yang sangat banyak. Hal lain yang membuatnya begitu fenomenal adalah semua gerakannya merupakan kombinasi apik dari bermacam tari lainnya yang ada di Aceh. Tari-tarian seperti Rapai Geleng dan Ratep Meuseukat merupakan salah satu inspirasi gerakannya.

Ini merupakan produk budaya yang terbilang sangat baru. Hal tersebut lantaran tahun penciptaannya ada ketika sudah memasuki era milennium, yaitu tatkala perputaran abad menjadi 21. Unsur-unsur di dalamnya yaitu mencerminkan kesatuan dan juga kebersamaan antar masyarakat nusantara.

Tari Bines

Salah satu daerah di Aceh yang bernama Gayo Lues adalah latar dari tarian tradisional warisan nusantara ini. Bines adalah alternatif dari gerakan dalam Saman pada era yang sangat lama, lantaran banyak yang merasa hentakan dan ketukannya tidak lembut dan terkesan keras. Namun sekarang ini tarian lokal tersebut seringkali menjadi pertunjukkan yang membuat Tari Saman menjadi lebih lengkap.

Tari Poh Kipah

Tarian lokal masyarakat Aceh sisi utara ini dimainkan oleh satu kelompok dengan jumlah sebanyak 10 orang. Iramanya terdengar cukup merdu dengan tambahan berupa kipas yang merupakan pelepah dari pohon pinang. Hampir semua gerakan yang ada di dalam kesenian ini merupakan kibasan tangan yang memegang kipas-kipas tersebut.

Tari Rampoe Aceh

Kesenian yang satu ini adalah perpaduan apik dari tarian lainnya seperti Meuseukat dan juga Saman. Dalam pertunjukannya tari ini dibarengi dengan Rapa’I atau orang yang menabuh alat musik yang mengiringinya.

Tari Munalo

Sejatinya, tarian daerah Aceh ini merupakan sebuah sambutan yang menghormati para tamu yang hadir. Selain itu, banyak juga yang menampilkan tarian ini dalam acara perkawinan seseorang. tradisi khas suku Gayo yang ada di provinsi tersebut menjadi satu paket lengkap dengan arak-arak kedua mempelai yang sedang berbahagia.

Tari Randai

Sejatinya, tempat ini merupakan pagelaran teater yang ada di sekelilingnya. Pada jaman dahulu, tarian daerah Aceh tersebut adalah panggung yang berisi penampilan apik dari orang-orang sekarang mengenai sastra.

Baca juga kumpulan materi menarik lainnya di Jurnal Indonesia.