Lampung menjadi salah satu daerah yang mempunyai beragam tarian yang menarik. Sebagian berfungsi sebagai tarian penyambutan dan sebagian lainnya berfungsi sebagai penyambutan.
Tak jarang pula ada tarian yang terkesan masih kental dengan nuansa mistis dan sakral. Adapun beragam tarian daerah Lampung yang cukup menarik yakni sebagai berikut.
Tari Piring Dua Belas
Tari Piring Dua Belas adalah tarian yang ada kaitannya dengan gawi penduduk di daerah Lampung yang adatnya Saibatin. Asal tarian tersebut tepatnya dari Desa Sekala Bekhak, Kecamatan Belalau. Tarian tersebut awalnya muncul seiringan dengan sejarah Kerajaan Beniting yang telah berubah sebagai Kerajaan Semaka.
Tari Piring Dua Belas diperkirakan telah muncul sebelum Indonesia dimasuki agama Islam. Disebut dengan nama Tari Piring Dua Belas akibat paksi dari marga Benawang memiliki 12 bandar. Tiap Bandar memiliki ulubalang-ulubalang serta tiap ulubalang tentu memiliki pasukan berperang.
Tari Bedayo Tulang Bawang
Tarian sakral ini sudah ada dari abad ke 14 dan dijadikan sarana untuk pemujaan ke para dewa. Kata Bedayo merupakan penyebutan masyarakat Menggala yang artinya budaya. Sedangkan, Tulang Bawang adalah nama dari Kabupaten di daerah tersebut. Sekarang ini, Tarian Bedayo Tulang Bawang dijadikan untuk tarian selamat datang.
Penari yang memainkan tarian daerah Lampung tersebut terdiri atas 12 putri yang mengenakan kostum sama. Tiga penari yang paling depan membawa sesaji, dan penari lainnya ada di belakang. Ditambah lagi dengan seorang putra yang bertugas membawa payung. Pengiringnya adalah musik klenongan tabuh dari Rajo Menggalo.
Tari Cangget
Sebelum Jepang menjajah Indonesia, acara gawi adat seperti mendirikan rumah, panen raya, dan mengantar orang naik haji biasanya sering menampilkan tarian tersebut. Ada berbagai macam Tarian Cangget di daerah Lampung, misalnya Cangget Agung, Cangget Pilangan, Cangget Penganggik, Cangget Bakha, dan Cangget Temui.
Dari bermacam-macam Tari Cangget tersebut, pembedanya hanya ada pada fungsinya. Semua tarian daerah Lampung yang satu ini dimainkan oleh para pemuda serta pemudi. Gerakan umumnya terdiri atas gerak knuitabang, gerak pincak, gerak rebah pohon, gerak ngetir, gerak igel, gerak knuimelayang, dan gerak sembah.
Editor terkait:
Tari Nyambai
Nyambai adalah tradisi pertemuan, perkenalan, serta silaturahmi antara bujang (Meghanai) dan gadis (Muli). Pada tradisi itu keduanya saling menunjukkan kemampuan menarinya, sehingga lahir Tari Nyambai. Tarian tersebut menjadi sebuah media dalam mencari jodoh antara bujang (Meghanai) dan gadis (Muli). Ada pula kabar bahwa tarian tersebut sudah sering ditampilkan sebelum kemerdekaan Indonesia.
Tarian daerah Lampung ini sering menjadi sarana hiburan untuk kalangan bangsawan yang ada di rumah ketua adat (Lamban Gedung). Gerakan yang disajikan ada tiga ragam seperti mampang kapas, ngesesayak, dan kekindai yang dilakukan berulang-ulang. Kulintang dan rebana merupakan alat musik tradisional yang digunakan untuk mengiringi saat pertunjukkan.
Tari Hali Bambang
Tarian daerah Lampung yang disebut Hali Bambang ini merupakan warisan dari nenek moyang oleh suku sekala brak. Tarian tersebut memang sudah ada dari masa keadatan Sekala Brak atau pada abad ke VI. Kata Hali memiliki arti “seperti” dan kata Bambang memiliki arti “kupu-kupu”.
Sehingga, Hali Bambang menjadi tarian yang menggambarkan hewan kupu-kupu sedang terbang, berayun-ayun di bunga atau mengibaskan sayap di alam bebas. Dulunya, tarian tersebut hanya dihadirkan pada keluarga dari suku Sekala Brak saja. Namun, sekarang ini sudah dihadirnya pada tempat terbuka untuk hiburan atau penyambutan.
Tari Melinting
Tarian Melinting menggambarkan keagungan yang dimiliki Keratuan Melinting. Fungsi awal tarian daerah Lampung ini untuk pelengkap dalam suatu acara gawi adat. Untuk tempat pertunjukannya sendiri umumnya ada di balai adat. Penarinya dibatasi dengan putra serta putri dari Keratuan Melinting karena memang tarian tersebut hanya dipersembahkan untuk Keratuan Melinting.
Pada tahun 1958, tarian tersebut dirubah sebagai tari rakyat yang fungsinya untuk penyambutan. Penarinya pun tidak lagi dibatasi lagi seperti sebelumnya. Jumlah penari umumnya ada 8 penari yang terdiri atas 4 laki-laki dan 4 perempuan. Busana yang dikenakan tentunya khas adat Lampung.
Tari Sigeh Pengunten
Koreografi Tarian Sigeh Pengunten mengambil beberapa unsur tari tradisional daerah Lampung untuk menampakkan keragaman. Tari kreasi tersebut merupakan tarian daerah Lampung resmi yang berfungsi untuk menyambut para tamu kehormatan. Dulunya tari ini lahir untuk solusi realita budaya daerah Lampung yang terdikotomi menjadi Peminggir dan Pepadung.
Masyarakat di kedua adat tersebut merasa bahwa mempunyai keunikan serta merasa sama-sama lebih mewakili budaya daerah Lampung. Dengan Tarian Sigeh Pengunten, kedua kebudayaan tersebut bisa harmonis dalam sebuah kesatuan.
Tari Bedana
Perkembangan Tari Bedana diyakini bersala dari ajaran yang ada dalam agama Islam. Selain itu, tarian ini juga menggambarkan budaya dan kehidupan orang-orang Lampung yang cenderung terbuka dan terkenal ramah. Dimainkan oleh para penari dari kalangan muda-mudi sebagai hiburan dalam acara tertentu sebagai bentuk ungkapan rasa senang.
Dulunya, Tari Bedana dipertunjukkan apabila terdapat seorang anggota yang berhasil khatam kitab Al-Qur’an. Alat musik tradisional yang digunakan dalam tarian daerah Lampung tersebut seperti kerenceng, marwis, dan gitar gambus. Selain itu, terdapat pula iringan lagu dengan tema kegembiraan yang seirama dengan suara gambus lunik.
Drama Tari Tupping
Sama dengan daerah lain yang ada di Indonesia, seni topeng pun juga terdapat di daerah Lampung dengan sebutan Tupping. Sekarang ini, seni topeng di daerah Lampung diwujudkan sebagai drama tari tentang kepahlawanan dan dipentaskan dalam beragam acara, seperti perkawinan adat Lampung. Kisah yang diangkat dalam Drama Tari Tupping umumnya tentang kegigihan Pasukan Raden Imba II, Raden Inten I, dan Raden Inten II ketika melawan Belanda.
Tokoh-tokoh itulah yang sampai sekarang terkenal sebagai seorang pahlawan yang dibanggakan oleh masyarakat daerah Lampung. Tupping sendiri merupakan tarian daerah Lampung dengan topeng yang terbuat dari kayu dengan beragam karakter dan ekspresi tokoh yang berbeda. Biasanya mewakili ekspresi putri lemah gemulai, tetua bijaksana, kesatria, dan lain-lain.
Tari Merak Kenyangan
Ciri khas dari Tari Merk Kenyangan ada pada kostum yang dipakai para penarinya yang menyerupai hewan merak. Pada busananya terdapat sepasang sayap yang mengembang dengan indah. selain itu, penari juga dipakaikan mahkota diatas kepala mereka.
Jumlah penari terdiri dari tiga orang. Setiap gerakan tariannya diiringi dengan lagu berjudul Macan Ucul. Ada adegan terdengar bunyi keras akibat Waditra Bonang yang dipukul dengan kayu. Hal itu menandakan ada sepasang merak bermesraan.
Tari Sekura
Tari Sekura terkenal dengan property yang dikenakan berupa sebuah topeng. Tarian daerah Lampung tersebut dipertunjukkan pada pesta ada Sekuraan dan tiap awal bulan Syawal. Tari Sekura memang dianggap menampilkan kesan yang seram. Padahal, makna yang sebetulnya menggambarkan suka cita dan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga kumpulan materi menarik lainnya di Jurnal Indonesia.